Senin, 16 Juli 2018

Kau Aku dan Prau


30 September 2017. Hari dimana aku akan memulai perjalanan ku menuju puncak Prau. 
Ku sudah siapkan segala kebutuhan ku. Hampir tidak muat tas ranselku. 
Pas dicek sama ibu ternyata bawaanku terlalu banyak. Nah bongkar lagi dikurangin barang bawaanku. Banyak cobaan yang buatku harus bersabar juga hari itu. Aku sudah ready berangkat nih. 
Tapi suruh njemput temenku yang tiba-tiba mau ikut. Dan kau tau jarak antara rumah dia sama aku. 
Jauh bro!. Tidak sejalan lagi. Hem. Mau gimana lagi coba, seseorang sudah menyuruhku untuk jemput dia. Sabar ya. Temenku yang aku jemput ini namanya Cindy. Yang menyuruhku namanya Wahyu. 
Luar biasa kok aku strong. Biarpun puasa. Hehe. Akhirnya aku sudah sampai ditempat Cindy. Sampai sana ketemu ibunya. Haha ibunya salfok sama aku. Dikiranya bukan aku. Aku sama Cindy emang Deket banget sih bro. 
Dia bukan hanya temen buat aku. Dia sahabat. Makanya aku strong jemput dia. Dari SMA sudah kenal dia. Oke lanjut ya guys. Setelah itu aku sama Cindy langsung menuju tempat bertemu para pendaki Jogja khususnya. Ya kali ini kita tambah personil Winning namanya. Dia masih saudaraku. Anak dari kakakku. Hihihi. Saat kita caps eh grub Wa rame. Ada yang minta tolong ke kita bertiga buat ngambil jaket yang mau dipinjam temen kita. Hem cobaan lagi kita harus mampir dulu ke Altar. Orang yang mau minjemin jaket namanya mas Wiki. Ealah. Sampai altar bukannya ketemu. Kita harus muter dulu nyari Golden Chicken 
Jl. Ibu Ruswo. Kita sudah saking sabarnya itu. Sampai juga di Golden Chicken tempat makan itu. 
Tidak langsung ketemu mas Wiki kita nunggu dulu. Beberapa menit kemudian baru muncul mas Wiki nya. "Ini mba" dia bilang begitu sama aku sembari nyodorkan jaket sama banner komunitas kita. Ya komunitas Hitchhiker Nusantara. Keren kan. Ahahah. Oke next. Setelah itu tanpa ada konfirmasi ternyata kita suruh jemput temen kita lagi yang mau jokiin Winning. Luar biasa lagi tempatnya di daerah Ringroad paling barat. Jl. Purworejo - Magelang apa ya. UGM Hospital. Itulah pokoknya. Temen kita nih namanya Farhan. Huh saat kita sudah sampai eh ternyata dia baru konfirmasi kalau dia udah di Jombor. Tau kan mana itu. Kalau orang Jogja pasti tau. Ya disana sudah ada Wahyu, Bambang dan juga Farhan. Sampai sana mukanku sudah kesel banget sumpah. Cemberut aku. Si Wahyu langsung nyuruh aku mendekat. "Sini!?" kata dia sambil senyum senyum. "Apa?!" aku bilang. "Ih gitu aja ngambek marah lah"kata dia sembari mau nyentil jidatku tapi ga kena. "Siapa juga yang marah, wle" kataku menutup pembicaraan. Beberapa menit kemudian kita berangkat menuju Salaman awalnya mau ketemu anak yang lain. Seperti mas Rayhan, mba Anin, mba Yuliana, mba Annisa. Tapi waktu sudah magrib. Jadi langsung gas Alun-alun Wonosobo kita untuk mepo nya. Katanya personil kita 2 orang mas Maikel dan mas Tri sudah menuju ke tempat itu. Huh luar biasa jalan yang kita tempuh menuju Wonosobo. Jalan naik turun berkelok terjal. 

Walaupun aku dijokiin mas Wahyu. Tapi tetep senam jantung melihat jalannya. Farhan sama Winning dan Cindy sama mas Bambang. Mesra ya pada boncengan ahahah. Beberapa jam kemudian kita sampai di alun-alun Wonosobo. Langsung mas Wahyu contact temen kita yang dari Wonosobo. Yap mas Pipu dan mas Yasin. Mereka sekilas mirip loh wajahnya. Bedanya mas Pipu ada lekuk pipinya. Akhirnya mereka dateng. Kita sudah ber10 di alun-alun Wonosobo. Tinggal nunggu cewek2 dari Solo sama mas Rayhan. 
Kenalan kita disana dan kebanyakan manusia memanggil ku musiman. My God. Namaku bukan itu. Huhuhu. Lama juga nunggu anak dari Solo. Hujan turun lagi Hem kita diajak berteduh dulu akhirnya di seberang. Disebuah bangunan gereja tua. Aku, Winning, Farhan, mas Bambang, mas Yasin yang berteduh. 
Cindy ngobrol sama mas Tri malah. Aku sama Winning merasa hawa beda loh ditempat itu. Hem gimana gitu. Pax! Eh malah helm nya Winning jatuh copot kacanya. "Coba sini tak benahin mba" ucap mas Yasin. Helm itu dipegangnya dan dibenahinya namun susah ya keliatannya. Akhirnya mas Bambang bantuin. 
Wah ga lama kemudian jadi juga helm Winning. 2 orang loh yang benahin. Eh saat aku dan yang lain bersantai kan ya. Ada yang nongol dari seberang. 2 orang cowok cewek. " Oh Cindy sama siapa tuh?" tanyaku. "mas Rayhan po ya?" jawab Winning. Ternyata iya. Mereka langsung mendekati kita. "Farhan mana?"langsung bilang begitu mas Rayhan. "tidur tuh" ucapku sama Winning hampir barengan. Ahahah tu bocah dari berteduh tadi langsung bisa tidur. Ealah. Tanpa disangka "eh itu apa sih?" Cindy mengagetkanku sama Winning. Ada seekor hewan aneh diatas genteng itu. Mata kita melotot "ih apasih itu" ucapku sedikit merinding sih. "Apasih mba?" ucap mas Yasin. "Coba liat deh mas itu" kataku. Lalu mas Yasin melihat dan bilang kalau itu merpati. Hah merpati kok gitu bentuknya.
Hem ya udah lah ya dari pada tambah merinding ga usah diliatin lah. Aduh gawat aku sama Winning kebelet pipis. Eh kencing. Muter2 nih aku sama Winning. Mengitari tempat itu yang membuat kita jadi merinding. Dan nyerahin ga ada toilet. Huft. Tak lama kemudian kita balik ditempat tadi dan coba memejamkan mata. Baru saja aku Winning dan Cindy memejamkan mata. Udah disuruh ke sebrang lagi. Cewek dari Solo sudah datang. Mba Anin, mba Annisa dan mba Yuliana sudah tiba. Kita semua yang berteduh langsung bergegas. Oh iya kelupaan ceritanya sebelum kita berteduh tadi kita ada kisah unik loh. Bertiga makan satu mangkuk kecil buat buka puasa. Iya aku Winning sama Cindy. Ahahah. Hem lucu kan. Ga pake lama lalu kita semua siap menuju basecamp Patak Banteng. Ya itu salah satu akses jalan menuju mau muncak ke Prau. 
Ngeng ngeng.... Berapa motor ya lupa. Pokoknya banyak. Oh ada 8 ya 8 motor melaju. Itu jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Dijalan tiba-tiba ada yang telfon dihp mas Wahyu kan. Nah pas dijalan, akhirnya yang angkat aku. Oh ternyata dari mas Muzaki. Tanya sampai mana. Udah selesai telfon akhirnya kita semua nunggu mas Muzaki itu hem ternyata dia bawa ceweknya siapa ya. Istri atau pacarnya ga tau lah ya. Namanya lupa aku hehe. Pokoknya orangnya agak gembul. Hihihi. Oke lanjut cus ke basecamp. Luar biasa diperjalanan kita diselimuti kabut. Saat mau jalan eh aku dan mas Wahyu suruh duluan. Yang terakhir mas Tri sama mas Maikel. Tak lama kemudian sampailah kita dibasecamp Patak Banteng. Nitip helm dulu sama motor. Nah pas disitu mulai perdebatan ku sama mas Maikel. Aku tanya sama mas Tri "mas sbku udah kan?". Sebelum mas Tri jawab mas Maikel jawab "sampun." Oke lanjut setelah itu aku kan bawa galon tangan kanan. Nah mas Maikel langsung ngasih sb(slepping bag) suruh bawa. Awalnya satu " nah gini mba biar adil tangannya bawa semua, eh satu lagi biar imbang" kata dia. "Ih, Oh gitu ya mas bagus bagus" ucapku sedikit nb jengkel unch. Ahahah jengkel unch gimana ya. Ah udah pokoknya itu. Kita ngumpul dibasecamp akhirnya. Depanku mas Maikel. Somplak dia. Istirahat sebentar langsung sekitar set 2 dini hari tanggal 1 Oktober kita lanjut muncak. Udah pada jalan kan beranjak dari basecamp. Eh mas Maikel cari jalan sendiri. Dikira kan jalan dia bener dan kita balik nih mau ngikutin dia. Eh dia balik ke jalan yang kita beranjak tadi. "O pancen" aku bilang. "Ahahah ben ra ditinggal e aku"kata dia biar ga kita tinggalin. Makanya cari sensasi. Dasar tuh orang. Berangkat deh kita berdoa bareng dulu baru muncak. Ih jalannya luar biasa. Menuju pos 1 saja penuh perjuangan guys. Jalannya berbatu.  Tapi aku Winning sama Cindy sama mas Yuliana selalu bisa dibelakangnya yang paling terdepan. Yaps mas Pipu, Yasin, Maikel, Bambang. 
Bener jalannya menguras air minum kita. Ahahah. Dikit dikit break saat itu mba Yuliana tertinggal dari kita bertiga cewek2. Nah saat melewati jalan terjal itu kita mulai lelah. Kita istirahat dulu. Entah itu pos berapa nah. Aku kan duduk disampingnya mas Maikel. Dia bilang aku modus. Ih langsung deh menjauh aku. 
Cindy ketawa. Ahahah. "Siapa juga yang modus orang sini terdekat untuk keluar dari pos"kataku. Tak lama istirahat kita lanjut ke Pos hampir akhir. Pas dijalan yang berlubang tuh aku susah naik nih. Eh tiba tiba ada yang ngulurin tangan. Iya mas Maikel ternyata. Ya sudah kugapai tangan dia dan akhirnya bisa naik. "Cieee" langsung pada sorakin. "Modus Maikel" ada yang bilang begitu juga. "Cetho" mas Maikel jawab kek gitu malah. Bersyukur aku ada yang bantu naik. Sudah mulai menuju puncak suara adzan terdengar. Kita semua terus bergegas biar cepat sampai puncak. Huh sampai juga malah langsung pada tepar. Mas Pipu sama mas Maikel nyari tempat buat ndiriin tenda. Aku menikmati pandangan langit yang penuh bintang. Wah Subhanallah ciptaanMu Tuhan. Luar biasa indahnya bisa melihat diatasnya langsung begini. Beralaskan bukit lagi. Hum. Tak lama dapat tempat dan kita digiring kesana. Sampai sana duduk lagi dulu yang ndiriin tenda mereka cowok2. Strong banget mereka pokoknya. Selesai semua perlengkapan aku dan Winning sholat subuh dahulu. Iya dibawah paparan langit beralaskan mantel hijau diatas rumput lembah bukit itu. Kita berdua memanjatkan doa kepada Illahi. Dengan wudlu air aqua secukupnya. Subhanallah pertama kali merasakan sejuknya alam Mu yang sunyi ini. Selesai gantian yang lain. Hem sebelum tidur kita melihat bunga yang tumbuh disekitar tenda. Kecil mungil indah. "Aduh kebelet aku" Cindy bilang begitu. Dan aku sama Winning pun merasakan hal yang sama. Kuberanikan diri bertanya sama mas Pipu. "Mas disini ga ada toilet?". Sebenernya pertanyaan yang konyol sih dari kita bertiga. Tapi kan lebih baik tanya. " Ga ada mba, kenapa emangnya?" ucap mas Pipu. Diserbu pertanyaan orang lain "mau buang air?" "kecil apa besar" sembari pada ketawa gitu ih. "disemak-semak aja mba" seru lainnya lagi. Waduh kita bertiga ketawa juga. Aduh cari tempat ini. Mas Muzaki mau minjemin sarung buat nutupin ahaha. Kita muter mencari tempat yang ga keliatan orang. Sebelum buang air kita bertiga clingak clinguk sambil ketawa bertiga. Ada yang ngeliat dari atas bukit pada berjajar gitu. Aduh tapi ga keliatan kok. Cuma liat kita disana . Mungkin mereka pikir 'ngapain merdeka' ahahah bum bum akhirnya selesai kita mengeluarkan air. Wkwkwk. Butuh perjuangan dan kewaspadaan. Ini nih pengalaman yang ga bisa aku lupa unik unik konyol gimana gitu. Hem selesai waktunya kita tidur. Pakai SB yang dipinjemin mas Tri. Asek. Ya lumayan lah ga dingin banget lah ya. Sesaat banyak orang berlalu lalang yang melewati tenda kita. Tenda hijau yang penuh kesejukan. Mata terpejam sebentar. Aku dan Winning bangun saat mba Anin sudah pergi ga tau kemana. Kita berdua akhirnya jalan jalan naik bukit. Eh ketemu si mas itu. Mas Maikel dia merekomendasikan naiklah ke bukit sebelah sana. Manut saja kita akhirnya naik. Wuah saat diatas. Hum indahnya. Kayak di Korea. Padahal di Prau Dieng. Kita narsis pokoknya jeprat jepret sesaat aku teringat jaket pink akhirnya aku sendiri turun mu ambil jaket pinkku sekalian topinya Winning. Saat turun bisa barengan seseorang dan kenalan ternyata pendaki dari Jakarta. Akhirnya aku duluan dan hanya menyapa mereka. Ya setiap jalan berpapasan orang pendaki lain dan menyapa. Sudah menjadi tradisi ku dari kecil. Hem sampai ke tenda. Eh mas Maikel sama mas Bambang masak mie. Wah pada wanita masih pada tidur malahan. Sama main. 
Aku ajak lah mereka kebukit tadi. "Ya nanti mba kita susul" kata mas Maikel. Oke aku naik bukit tadi lagi sudah membawa jaket sama topi. Mendekati Winning. Saat kita selfi tak lama kemudian ada yang muncul naik bukit itu. Wkwkwk ternyata dia mas Maikel dan mas Bambang. "Nyusul beneran mereka" ucapku lalu ketawa bareng sama Winning. Sampai mereka didepan kita. "Nyusul beneran to"ucapku. " Iyalah kapan aku pernah bohong sama kamu"kata mas Maikel. Wah lengkap sudah kita malah jadi foto bareng 2 ber4. Asek. Cekrek. Cekrek. Jangan tanya yang fotoin siapa. Karena kan hp bisa ditaruh disela ranting pohon ahaha. Luar biasa aku seneng deh fotonya hasilnya bagus bagus. Apalagi yang ini. Mas Maikel disamping kiriku. Winning dikiriku dan mas Bambang dikirinya Winning. Satu bukit 2 pasangan. Ahahah apa loh.
Hem sudah akhirnya kita turun dari bukit itu. Menuju tenda dan ternyata disana sudah pada mau masak. 
Eh giliran aku dan Winning dateng malah langsung dipindah tangankan ke kita. Padahal tadinya tak kira mba Anin sama mba Yuliana mau bantuin juga eh mereka malah pergi. Alhasil cewek berdua dan cowok berbanyak yang masak. Aku cuma ngelupas wortel dan kawan2 sih. Bahan buat sop. Disitu perdebatan ku sama mas Maikel mulai lagi. Dia ngejek aku ga bisa masak. Alah emang iya sih. Tapi nyebelin cara ngejeknya. Huh. Disaat giliran goreng tempe tahu. Aku selalu dapet bagian awalnya. Mengiris bahan masak. Pokoknya aku sama Winning berkontribusi banget dah. Mba Anin Nanak nasi. Eh malah jadinya nasi aking. Ahahah keras. Mas Maikel jago goreng2. Mas Yasin ngrebus sop nya. Enak sih bumbunya sudah instan semua kok. Pokoknya yang bagian nepungin garemin dll akulah sama Winning yang mengatur. Macam leader chef gitu. Hehe.
Mba Yuliana ngeberesin yang didalam tenda. Seperti Sb dsb.  Tak lama kemudian makanan sudah ready semua. Kita melingkari makanan itu dan berdoa sebelum menyantap. Wah seru banget masa masa kayak gitu. Kebersamaan nya dapet banget. Ga nyesel pokoknya. Saling bergurau bercanda. Indahnya. Heem.
Sudah ada masanya kini kita mau turun dari gunung Prau. Namun sebelum itu kita menuju ke Tugunya buat foto bareng dan joget bareng ala ala. Turun. Yee sampai basecamp. Lanjut istirahat. Baru saja sampai udah ada saja si maikel. "Mas tri fotonen dia, ngko duduhke kancamu sek mirip ro iki" ucapan dia membuat ku bergeming.  Heh. "Iya, mirip loh sama kamu, le koplo barang podo wkwk" kata dia mengejekku. 
Ih kupukul lengan dia. Tik tik waktu berjalan masih saja ada perdebatan itu. Tidak bisa diceritakan semua. 
Apalagi mas Muzaki mas Yasin kek nya pada suka sama kumisku. Bahahahah. Emangnya aku punya kumis?.Ah ga pentiglah ya. Perjalanan yang penuh dengan tawa canda perjuangan kebersamaan jeritan juga. Wah semua rasa campur jadi satu. Aku bukan hanya capek muncak ke Prau. Tapi karena Prau menjadi saksi pertemuan aku dan kau. Akankah cerita aku dan kau bisa berlanjut? Kita tunggu hingga tiba pertemuan kedua.
Kuteringat cubitan itu saat mau pulang dan aku dijokiin sama orang lain. Kau sepertinya masih menjengkelkan mas Maikel. Tunggu ceritaku selanjutnya ya. Bersambung kok ini hehe. 
Walau simple bahasanya tapi ini kisah nyata kok. Rasa ditakutin, cemas, suka hehe. Bukan cerpen hanya coretan kecil dari ku.

- pena ana -

RAIN IN MERBABU

RAIN IN MERBABU by Siam Fitriana  " Aku tak pernah menyangka, kalau kamu sebaik itu denganku di saat aku hampir hilang keseimba...